Showing posts with label Artikel Populer. Show all posts
Showing posts with label Artikel Populer. Show all posts

Tuesday, 24 May 2011

Kemana Setelah Lulus SMA?

Kemana setelah lulus SMA? Inilah pertanyaan yang akan timbul bagi kita para siswa-siswi SMA/sederajat yang sebentar lagi akan meninggalkan bangku sekolah SMA. Tahun Ajaran Baru akan segera tiba dan bagi kita para lulusan SMA akan menentukan pilihannya,Kemana setelah Lulus SMA ?

Ada beberapa pilihan yang bisa kita lakukan diantaranya adalah :
1.Menganggur.
2.Menikah.
3.Kerja.
4.Kuliah.

1.Menganggur
Menganggur setelah lulus SMA/sederajat mungkin bukanlah pilihan yang diidamkan tapi kemungkinan karena terpaksa. Yah terpaksa nganggur karena tidak lulus masuk perguruan tinggi, atau biaya masuk perguruan tinggi belum cukup,atau memberikan kesempatan kepada kita yang masih membutuhkan biaya sekolah,atau mempunyai alasan lainnya,yang jelas pilihan menganggur sepertinya bukan pilihan yang idaman bagi setiap siswa-siswi,tapi kemungkinan karena terpaksa.

2.Menikah
Sepertinya enak ya setelah lulus SMA/sederajat langsung nikah. Tapi sebetulnya pilihan ini juga bukan pilihan yang idaman bagi para siswa setelah lulus SMA. Pilihan nikah setelah lulus SMA juga kemungkinan karena terpaksa dengan alasan yang mirip alasan nganggur diatas,daripada nganngur mendingan nikah. Dibeberapa daerah di Indonesia,khususnya di kampung-kampung masih ada kebiasaan seperti itu khususnya para gadis, setelah lulus SMA langsung nikah.

3.Bekerja
Jika setelah lulus SMA/sederajat memilih untuk Bekerja, maka pilihlah jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan kita. Untuk lowongan pekerjaan lulusan SMA memang lingkupnya sangat terbatas,itupun masih dibutuhkan ketrampilan tambahan seperti harus menguasai komputer. Jenis pekerjaan bagi lulusan SMA ini memang tidak bisa pilih-pilih, dengan semakin majunya perkembangan zaman maka spesifikasi yang dibutuhkan dalam jenis pekerjaan juga semakin tinggi. Sebagai contoh untuk pekerjaan Office Boy atau Cleaning Service saat ini yang dibutuhkan ijazah SMA.

4.Kuliah
Jika niatnya setelah lulus SMA kita mau melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi,maka kita harus pertahankan niat tersebut. Memang yang utama adalah niat,jika niat sudah kuat maka banyak jalan ke Roma. Setelah niat ke Perguruan Tinggi kuat, maka agar niat kita tercapai dengan baik maka pilihlah perguruan tinggi idaman atau yang sesuai dengan keinginan kita.

Lebih dari Separuh Lulusan SMK Dapat Pekerjaan

Belakangan ini, pemerintah gencar mempromosikan sekolah menengah kejuruan sebagai alternatif pendidikan untuk mereka yang ingin cepat mendapatkan pekerjaan. Masalahnya, masyarakat tentu perlu bukti. Nah, ini dia buktinya: dari 9 ribu lulusan dari 85 SMK di Bandung, lebih dari separonya langsung terserap dalam dunia kerja. 


Fakta itu disampaikan oleh Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMK se-Bandung Supardi dalam seminar bertajuk Peningkatan Efektifitas Kepemimpinan dan Kompetensi Kepala Sekolah SMK di Gedung P4PK IPA , Bandung, Kamis (30/10/2008).

Seperti dilaporkan detikcom, Supardi mengungkapkan, sebanyak 9 ribu siswa telah lulus dari 85 SMK di Bandung. Dari jumlah tersebut, 60 persennya, atau 5400 orang, langsung mendapatkan pekerjaan. "Sisanya, 21 pesern meneruskan ke perguruan tinggi dan selebihnya lagi berwirausaha," rinci dia. 

Menurut Supardi, keterampilan yang diperoleh dari bangku SMK memang bisa lansung dipraktikkan dalam dunia usaha. Setidaknya ada lima keahlian yang dibutuhkan dunia kerja, yang telah diantisipasi oleh SMK. Yakni, teknologi industri, manajemen dan bisnis, kreasi seni, pekerjaan sosial, dan pariwisata.

"Saat ini dunia kerja yang digeluti para lulusan SMK kebanyakan otomotif, teknologi, bidang jasa, serta perusahaan ritel. Kalau wirausaha, kebanyakan mereka membuka bengkel kecil-kecilan atau counter handphone," papar dia. 

Sementara itu Sekertaris Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMK se-Bandung Agus Rusdiana menegaskan, setiap tahunnya jumla siswa SMK meningkat 25 persen. "Dalam dua tahun terakhir ini, jumlah siswa SMK meningkat. Yang banyak diminati jurusan teknologi informasi, farmasi, dan otomotif," kata dia.

Karir vs Pekerjaan

Saat menjadi pembicara dalam Career Seminar di Universitas Indonesia beberapa waktu lalu, saya menjabarkan mengenai perbedaan antara karir dan pekerjaan. Selama ini, banyak yang menyangka karir dan pekerjaan itu hal yang sama dan sebangun. Padahal, keduanya hanyalah serupa saja, tapi tak sepenuhnya sama.
Keduanya adalah sama-sama mata pencaharian. Orang yang punya karir, sudah pasti punya pekerjaan. Tapi orang punya pekerjaan, belum tentu punya karir.
Bingung? Semoga tidak.
Apabila Anda masih ingat pelajaran matematika dasar yang diujikan di UMPTN, tentu akan tahu bahwa himpunan “pekerjaan” punya anggota lebih banyak daripada himpunan “karir”. Dengan penjelasan di atas, maka “karir” merupakan himpunan bagian dari “pekerjaan”. Kenapa bisa begitu?
Pekerjaan adalah rutinitas harian yang dijalani seseorang guna mendapatkan nafkah untuk menutupi keperluan sehari-harinya, terutama pangan-sandang-papan-pendidikan-kesehatan. Sementara karir adalah pekerjaan yang memiliki jenjang peningkatan yang jelas dalam periode waktu yang dapat diprediksi. Peningkatan di sini tentu saja korelasi akhirnya adalah pada penghasilan.
Coba perhatikan sekitar kita, betapa banyak orang punya pekerjaan. Mereka tentu sudah lebih beruntung daripada yang menganggur tak punya pekerjaan, baik terbuka maupun terselubung. Akan tetapi, belum tentu mereka punya karir. Kebanyakan pekerjaan “kerah biru” hanya sekedar pekerjaan tanpa karir. Misalnya saja tukang becak, buruh tani, pelinting rokok, pemulung, tukang sayur, dan sebagainya. Sementara ada pula pekerjaan “kerah biru” yang bisa memiliki karir. Sebutlah ahli mekanik kendaraan bermotor yang bisa mulai dari magang atau kenek sampai montir ahli bahkan pemilik bengkel. Atau ahli bangunan yang bisa meningkat mulai dari kuli, tukang, mandor sampai bisa saja jadi pemborong atau kontraktor. Di sisi lain, hampir semua pekerjaan “kerah putih” punya karir. Hanya saja, ada yang memang cepat, ada yang sangat lambat.
Apabila selama bertahun-tahun pekerjaan Anda hanya mengerjakan itu-itu saja tanpa adanya peningkatan kerja, kemampuan dan tanggung-jawab yang  berimbas pada penghasilan yang stagnan, berarti karir Anda sangat lambat. Sebaliknya, bila di usia muda Anda sudah diberi tanggung-jawab besar, ditingkatkan kemampuannya, dan performa kerja meningkat, berarti karir Anda cemerlang.
Apa yang bisa membuat seseorang memiliki karir cemerlang, sementara yang lain tidak? Jawabannya penyikapan terhadap pekerjaan itu sendiri. Meminjam istilah Jansen Sinamo, pekerjaan harus dilihat sebagai anugerah. Dengan begitu, kita akan tergerak untuk mengisinya dengan yang terbaik. Apabila kita melakukannya, acapkali muncul kejutan dari arah tak terduga. Saya sendiri pernah menemui ada office boy yang kemudian jadi staf dan malah berhasil lulus sarjana. Contoh-contoh macam itu tentu banyak. Namun yang penting adalah, bagaimana kita mempraktekkannya bagi diri sendiri?